Makalah Tata Kelola TI "Perbandingan 4 Framework"

                                                   MAKALAH TATA KELOLA TI

“PERBANDINGAN 4 FRAMEWORK”

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Wahyu Sofianda

0702203236

 

Fakultas Sains dan Teknologi

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERTA UTARA

 


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “PERBANDINGAN 4 FRAMEWORK” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Pengantar Tata Kelola TI. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.  

Sibolga, 14 Mei 2022

     

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Framework adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan website. Framework ini diciptakan untuk membantu web developer dalam menulis baris kode. Dengan menggunakan framework penulisan kode akan jauh lebih mudah, cepat, dan terstruktur rapi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1.       Perbandingan 4 Framework ?

2.       Cara Kerjanya?

3.       Fokusnya?

4.       Prinsipnya?

Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.       Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Kelola TI

2.       Untuk menambah wawasan tentang Framework

3.       Untuk mengetahui perbandingan framework

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

ITIL Framework

ITIL atau Information Technology Infrastructure Library, merupakan sebuah framework yang dibuat dan dikembangkan oleh Office of Government Commerce (OGC) di Inggris. Dalam perkembangannya ITIL telah mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi. Dalam perkembangan fase ini atau sekarang disebut juga dengan ITIL versi 2, domain Service Support dan Service Delivery dijadikan sebagai CORE dalam tata kelola layanan teknologi informasi atau IT Service Management. Perubahan mendasar pada versi ini terletak dari sudut pandang pengelolaan IT, dimana pada versi 2 ITIL mengelola layanan sebagai sekumpulan proses dan fungsi sementara dalam ITIL versi 3 layanan sebagai sebuah lifecycle / daur hidup. ITIL pada dasarnya memberikan panduan kepada organisasi tentang bagaimana menggunakan IT sebagai alat untuk memfasilitasi perubahan bisnis, transformasi dan pertumbuhan .

Lima panduan inti memetakan seluruh ITIL Service Lifecycle , dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan driver persyaratan TI pelanggan, melalui desain dan implementasi layanan ke dalam operasi dan akhirnya , pada pemantauan dan fase perbaikan layanan. Mengadopsi ITIL dapat dalam sebuah perusahaan dapat memberikan manfaat, antara lain:

• Peningkatan layanan IT

• Mengurangi biaya

• Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pendekatan yang lebih profesional untuk pelayanan

• Peningkatan produktivitas

• Peningkatan skills dan memperkaya pengalaman

Siklus ITIL Framework

Seperti yang telah dijabarkan di atas, ada lima bagian inti yang dijabarkan dalam siklus hidup ITIL Framework, yaitu:

1. Service Strategy

2. Service Design

3. Service Transition

4. Service Operation

5. Continual Service Improvement

Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
1. Service Portfolio Management
2. Financial Management
3. Demand Management

Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut. Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:

1. Service Catalog Management

2. Service Level Management

3. Supplier Management

4. Capacity Management

5. Availability Management

6. IT Service Continuity Management

7. Information Security Management

Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI. Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

Framework TOGAF

TOGAF adalah suatu kerangka kerja dan pengembangan metode untuk Enterprise Architecture yang digunakan oleh arsitek perusahaan untuk merancang, merencanakan, melaksanakan, dan mengatur perusahaan arsitektur organisasi. Framework TOGAF Versi 9 diluncurkan pada tahun 2009 dan sejak itu menjadi standar de-facto global untuk Enterprise Architecture, yang diadopsi oleh lebih dari 80% dari perusahaan terkemuka di dunia, dengan ribuan orang, tim, dan pelatihan organisasi untuk sertifikasi TOGAF setiap tahun. Di jantung TOGAF adalah ADM (Arsitektur Metode Pengembangan).

 Kelebihan Togaf

-          Sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.

-          Sistematis

-          Focus pada siklus implementasi (ADM) dan proses

-          Kaya akan area teknis arsitektur

-          Recource base menyediakan banyak material referensi

-          Karena melibatkan banyak pihak terutama industri, di TOGAF banyak memberikan best practice atau kejadian riil di dunia nyata

Kekurangan Togaf

-          Tidak ada templates standart untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat blok diagram)

-          Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

muncul dengan cepat dan merupakan kerangka kerja serta metode yang dapat diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur perusahaan. Spesifikasi pertama TOGAF diperkenalkan pada tahun 1995, dan TOGAF 8 (Enterprise Edition) dirilis pada awal 2004. Pada saat ini sudah ada TOGAF 9 yang secara keseluruhan melengkapi versi sebelumnya. Tujuan dari arsitektur enterprise adalah untuk mengoptimalkan seluruh perusahaan ke lingkungan terpadu yang tanggap terhadap perubahan dan mendukung strategi bisnis. Hal ini memungkinkan unit bisnis individu untuk berinovasi secara aman untuk mengejar keunggulan kompetitif mereka. Keuntungan yang dihasilkan dari arsitektur enterprise yang baik membawa manfaat bisnis yang penting, yang jelas terlihat dalam laporan laba atau rugi bersih dari perusahaan atau organisasi. IT Governance Indonesia ( ITGID ) merupakan lembaga pengembangan bidang teknologi informasi, ITGID siap membantu Perusahaan anda untuk mengelola enterprise architecture dengan mengadakan Training TOGAF.

PRINCE2

PRINCE didirikan pada tahun 1989 oleh CCTA (Central Computer and Telecommunications Agency), sejak berganti nama menjadi OGC (Kantor Perdagangan Pemerintah). PRINCE awalnya didasarkan pada PROMPT, sebuah metode manajemen proyek yang dibuat oleh Simpact Systems Ltd pada tahun 1975, dan diadopsi oleh CCTA pada tahun 1979 sebagai standar yang akan digunakan untuk semua proyek sistem informasi pemerintah. PRINCE tetap berada dalam domain publik dan hak cipta dipegang oleh Crown. PRINCE2 (Project IN Controlled Enviroments 2) adalah suatu metode manajemen proyek yang berorientasi pada proses yang dimiliki oleh AXELOS.

Fitur utama dari PRINCE2:

-          Fokus pada justifikasi bisnis

-          Struktur organisasi yang ditetapkan untuk tim manajemen proyek

-          Pendekatan perencanaan berbasis produk

-          Penekanan pada membagi proyek menjadi tahap yang dapat dikelola dan dikendalikan

-          Fleksibilitas yang dapat diterapkan pada tingkat yang sesuai dengan proyek.

Kelebihan dari PRINCE2 yaitu mudah untuk menyesuaikan pada proyek dan lingkungan yang berbeda. PRINCE2 sangat memudahkan project manager dalam memanajemen suatu proyek selain itu juga mudah dipelajari. Dengan menggunakan PRINCE2, manager proyek dapat mengelola sumber daya yang lebih besar, mengelola resiko bisnis/proyek menjadi lebih efektif dan mengendalikan apabila terjadi perubahan pada proyek. Karena mampu dalam mengendalikan perubahan pada proyek, hal tersebut menjadikan PRINCE2 mudah untuk menyesuaikan pada proyek dan lingkungan yang berbeda dan juta pemanfaatan sumber daya secara efektif juga dapat memberikan prospek yang baik terhadap suatu proyek. Dengan menggunakan PRINCE2 ini tentunya dapat menghemat waktu, uang dan upaya yang akan kita lakukan dalam suatu proyek.

ISO / IEC 38500

Tujuan dari adanya ISO 38500 ini adalah untuk menyediakan sebuah framework dasar bagi pimpinan untuk melakukan evaluasi, pengarahan dan monitoring terhadap pemanfaatan TI dalam organisasi. TI juga menjadi faktor yang siginifikan bagi masa depan business plan organisasi. Penyebab adanya kerugian tersebut antara lain: terlalu fokus pada aspek teknis, finansial dan penjadwalan aktivitas TI dibanding memikirkan konteks bisnis penggunaan TI secara keseluruhan. Framework tsb terdiri atas definisi, prinsip dan sebuah model.

The Cadbury Report juga menyediakan definisi dasar Corporate Governance yang termaktub pada OECD Principles of Corporate Governance pada tahun 1999 (direvisi tahun 2004). Tata kelola (governance) berbeda dengan manajemen, dan untuk mencegah terjadinya kebingungan di kalangan pengguna, 2 konsep tersebut – tata kelola dan manajemen – didefinisikan dengan jelas dalam standar ini. Standar ini juga diperuntukkan untuk memberikan informasi dan pedoman bagi sesiapa saja yang terlibat dalam perancangan dan pengimplementasian sistem manajemen kebijakan, proses dan struktur yang mendukung tata kelola. Standar ISO/IEC 38500 menyediakan suatu pedoman dasar bagi pimpinan organisasi (termasuk pemilik, pemegang saham, direktur, partner, senior eksekutif dll) untuk memanfaatkan teknologi informasi secara efektif, efisien dan bisa diterima di dalam organisasi tsb. Proses ini bisa dikendalikan oleh pihak spesialis TI dari dalam maupun luar organisasi, ataupun oleh unit-unit bisnis yang ada di dalam organisasi.Standar ini juga menyediakan pedoman bagi pihak-pihak yang membantu pimpinan, seperti:

-          senior manager

-          bagian monitoring sumber daya dalam organisasi

-          teknisi atau spesialis bisnis dari eksternal, seperti bagian akuntansi, hukum, spesialis, retail association ataupun bagian profesional.

-          vendor perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi ataupun produk TI lainnya

-          penyedia layanan internal dan eksternal (termasuk konsultan)

-          auditor TI    

BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

Framework adalah kerangka kerja untuk mengembangkan aplikasi berbasis website maupun desktop. Fungsinya untuk membantu kinerja dari developer, serta membuat kode program menjadi lebih terstruktur. Penggunaannya juga disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan maupun organisasi. Penggunaannya saat ini penting untuk pengembangan perangkat lunak maupun website dengan kode program yang tersusun rapi dan untuk meningkatkan keamanan serta pemeliharaan yang lebih mudah.

Daftar Pustaka

Hendysalim.2014. “Evaluasi Penerapan ITIL Pada Sistem Manajemen Service Deck”.    http://sisteminformasi.blog.binusian.org/2014/03/30/evaluasi-penerapan-itil-pada-sistem-manajemen-service-deck/#:~:text=ITIL%20(Information%20Technology%20Infrastructure%20Library)%20adalah%20kerangka%20manajemen%20internasional%20secara,pemberian%20layanan%20terbaik%20bagi%20pelanggan.

Itg.id.2021. “Apa Itu TOGAF? – Framework TOGAF”. https://itgid.org/framework-togaf/

Hasri, Rendi.2019. “Tugas Individu Softskill : PRINCE2”. http://rendihasri.blogspot.com/2019/01/tugas-individu-softskill-prince2.html

Al-Fatih, Fais.2014.” ISO/IEC 38500:2008, CORPORATE GOVERNANCE OF INFORMATION TECHNOLOGY”. https://faisalfatih.wordpress.com/2014/02/03/isoiec-38500-corporate-governance-of-information-technology/

Comments